Sempat heboh dan rugi besar karena kasus “Jembatan Robin” yang diretas secara besar-besaran, game berbasis kripto ini kembali menunjukkan tanda-tanda kebangkitan baru. Dibandingkan periode sebelumnya, penjualan NFT Axie Infinity melonjak hingga 198 persen dalam seminggu terakhir. Tapi sejauh mana NFT Infinity akan bertahan di tengah masa transisi?
Seperti kita ketahui, game yang saru ini baru saja merilis NFT Axie Infinity: Origin. Perbedaan utamanya adalah peluang bagi pemain untuk menjalankan mode permainan “play-and-earn” ketimbang “play-to-earn”.
Dilihat dari volume perdagangannya, kita harus melihat game ini sebagai proyek NFT tunggal terbesar sepanjang masa. Ketika sempat mengalami masa-masa sulit akibat peretasan Jembatan Robin senilai 622 juta dolar AS, Axie Infinity kembali menunjukkan tanda-tanda kehidupan dengan peluncuran Origin.
Baca juga: 11 Tren NFT di Masa Depan yang Menarik Anda Ketahui!
Kita pun selanjutnya menyaksikan hasil penjualan yang meraup sukses besar berdasarkan data CryptoSlam. Sebelumnya, penjualan Axie di musim panas lalu hanya senilai 1,38 juta dolar AS saja. Tapi jumlah tersebut terus meningkat secara teratur hingga mencapai 100 juta dolar AS. Lompatan penjualan pun berlangsung sangat nyata dari Minggu ke minggu.
Salah satu pendiri dan pengembang Axie Infinity Sky Mavis, Jeff Zirlin, menyebut, sebanyak 22 ribu Axies terjual dalam waktu 24 jam dan ini merupakan kenaikan yang sangat signifikan. Pada beberapa Minggu sebelumnya, tercatat penjualan hanya 7 ribu Axies saja pada waktu yang sama.
Bukan hanya aspek penjualan yang mengalami sukses besar. Jeff Zirlin menyebut, unduhan Axie Infinity: Origin meningkat drastis. Sekitar 90 persen pemilik tanah Axie berupaya mendapatkan token AXS dengan cara mempertaruhkan NFT mereka. Bagi Jeff, kondisi ini seperti semacam upaya penyembuhan yang alamiah setelah peretasan belum lama ini.
Sekilas informasi, versi Origin menyuguhkan pengalaman bermain game yang lebih seru, karena mengimplementasikan sistem pertempuran baru. Anda juga akan mendapati banyak peningkatan dari segi visual, fitur, dan yang lainnya.
Sebagai game berbasis NFT, para pemain memiliki token blockchain dengan bukti kepemilikan yang valid. Pemain Axie Infinity berpeluang memiliki monster Axie yang unik untuk dibawa ke. Pertempuran. Produk NFT Axie Infinity lainnya dalam game adalah tanah virtual yang dapat dimonetisasi maupun diolah di masa depan.
Sebelum kasus peretasan menghebohkan jagat kripto, Axie Infinity pernah beberapa kali menghadapi sejumlah tantangan. Misalnya pada akhir 2021, harga token AXS dan SLP jatuh di tengah mekanisme play-to-earn yang gagal.
Lalu perubahan dan penyesuaian dilakukan untuk menetapkan mekanisme pemberian token yang lebih berkelanjutan. Tapi hingga kini, tetap saja harga token tersebut masih turun secara signifikan.
Berdasarkan data CoinMarketCap, harga AXS turun hingga 91 persen, di mana sebelumnya pernah berada di harga puncak yakni 165 dolar AS, tapi kini hanya dihargai 14 dolar AS saja. Harga tertinggi hanya bertahan selama 22 bulan saja, lalu kemudian merosot tajam.
Di sisi lain, token SLP mengalami penurunan lebih besar, yakni 99 persen. Token ini pernah ada di harga tertinggi yakni 0,040 dolar AS pada Juli 2021, tapi kini kita bisa menyaksikan harganya menurun drastis di angka 0,004 dolar AS.
Ketika nilai token sedang mengalami kesengsaraan, musibah lainnya datang ketika Jembatan Robin diretas pada Maret. Peretas juga mengeksploitasi stablecoin ETH dan USDC hingga total kerugian mencapai 622 juta dolar AS. Usut punya usut, dalang peretasan adalah Lazarus, kelompok hacker yang disponsori oleh Korea Utara, setelah mendeteksi wallet yang digunakan dalam serangan.
Jembatan Robin kemudian kembali dibuka pada akhir Juni, serta dilakukan pengembalian dana sepenuhnya di tengah nilai ETH yang sedang merosot secara signifikan. Sejumlah developer juga mengumpulkan dana hingga 150 juta dolar AS untuk membantu mengembalikan dana bahan bakar, serta masih sibuk memulihkan dana curian dan peretasan, bekerja sama dengan penegak hukum.
Dalam rangkaian upaya pemulihan, Pemimpin Produk Game Sky Mavis Philip La menulis dalam postingan blog, bahwa tersaji narasi yang menyesatkan perihal penurunan harga token game. Ia secara gamblang menyebut Axie Infinity yang saat ini sedang dalam transisi ke Origin, serta mengubah cara permainan menjadi “play-and-earn”
Menurut dia, Axie Infinity Origin menggunakan format peluncuran lunak yang belum menawarkan hadiah token. Origin tidak membutuhkan NFT, karena itulah Sky Mavis berencana memperluas game semacam ini ke aplikasi seluler secara resmi. Ini sangat mungkin karena monster-monster bisa dimainkan secara gratis! Ia juga menuliskan tentang rencana perekrutan untuk membangun ekosistem Axie melalui hibah maupun inisiatif lainnya.
Pada intinya, masa transisi ini membawa harapan dan peningkatan yang teratur, sehingga narasi tentang keadaan eksistensial atau kehabisan waktu, sudah tidak berlaku lagi.
Kita masih harus menyimak, apakah pertumbuhan penjualan NFT Axie Infinity akan terus berlanjut dan menjadi tren, atau justru perubahan ke Origin menjadi gebrakan baru yang patut diperhitungkan? Temukan update terbaru tentang Axie Infinity dan project NFT lainnya hanya di nftindonesia.com.