Hal Penting tentang Metaverse – Tergantung dari tanggapan kamu terhadap video game serta kecerdasan buatan, dunia metaverse bisa jadi memicu ketakutan tentang masa depan distopia atau malah realitas virtual yang menyenangkan.
Kamu tak bisa semudah itu membahas tentang metaverse dengan seseorang dan berharap percakapan kalian jadi gampang dipahami. Belum ada definisi konkret tentang apa itu metaverse, apalagi untuk pemula. Tak cuma merasa kebingungan, banyak orang yang merasa khawatir tentang metaverse. Bagaimana data orang-orang akan dipakai? Akankah hubungan virtual menggantikan hubungan secara tatap muka layaknya kehidupan biasanya? Tingkat kekhawatiran tersebut sungguh bervariasi.
Meski begitu, tingkat kegirangan orang-orang juga tak kalah bervariasi. Apakah masa depan di metaverse berarti belanja baju online berukuran pas akan lebih mudah, mengingat adanya avatar berukuran khusus? Akankah Web 3 akhirnya memaksa para pengiklan untuk belajar dari kesalahan para perusahaan teknologi besar serta menghormati privasi konsumennya? Lalu, akankah orang-orang bisa memperoleh pendapatan dasar universal melalui crypto tokens dengan bermain permainan online dan pergi ke konser metaverse favorit mereka lewat komputer? (Jika iya, selamat untuk para introvert!)
Semua orang – bahkan para ahli pun—punya banyak pertanyaan tentang metaverse. Menjawab keresahan tersebut, berikut informasi terlengkap tentang hal penting tentang metaverse yang perlu Anda ketahui!
Baca juga: 4 Hal yang Bisa Dilakukan di Metaverse pada tahun 2022?
Apa Itu Metaverse

Mulai pelajari hal penting tentang metaverse dengan pahami “apa sebenarnya arti dari metaverse itu?”
Seorang penyair sekaligus seniman NFT, Sasha Stiles, mengartikan metaverse secara bahasa: awalan berbahasa Yunani “meta” berarti “lebih tinggi”, “lebih dari”, atau “melampaui”. Kemudian, “verse” berasal dari kata “universe”, yang mengindikasikan bahwa metaverse merupakan sebuah dunia yang melampaui dunia yang kita tinggali sekarang ini.
Ya, definisi tersebut merupakan definisi filosofis. Apabila dijabarkan dengan lebih lengkap secara istilah, metaverse merupakan sebuah infrastruktur teknologi yang bisa membuat interaksi antar manusia melampaui rintangan-rintangan fisik maupun geografis. Dalam beberapa hal, kita telah hidup di dunia metaverse. Para gamers, misalnya, yang tak hanya telah berinteraksi lewat permainan realitas virtual, avatar digital, serta komunitas online, namun juga konser-konser dalam game dari musisi semacam Travis Scott di Fortnite.
Banyak penggemar metaverse yang berpendapat bahwa pandemi virus COVID-19 mempercepat penggunaan teknologi, hingga pada titik di mana banyak dari kita yang telah terbiasa berinteraksi lintas teknologi, baik itu urusan pekerjaan di Zoom, Face Time bersama keluarga, hingga penjualan lewat Facebook Marketplace. Metaverse, layaknya yang telah diketahui orang-orang di Web 3, akan meningkatkan pengalaman tersebut dengan memberikan konsumen fasilitas dompet digital yang berisi cryptocurrency (uang) dan aset digital lainnya yang mereka miliki dalam wujud NFT.
“Metaverse merupakan dunia 3D yang imersif dan terhampar di dunia nyata,” ujar Isla Perfito, co-founder dan CEO dari Sator, sebuah platform hiburan berbasis blockchain. “Sebagai wujud realita alternatif, kita dapat menavigasikan dunia virtual layaknya dunia nyata, kamu bisa bergerak dan berinteraksi seperti halnya di dunia nyata dengan tambahan kemampuan untuk menentang hukum fisika yang dimiliki manusia di bumi.”
Bagaimana Cara Mengakses Metaverse?

Hal penting tentang metaverse yang kedua yang perlu diketahui adalah bagaimana cara mengaksesnya! Untuk berpartisipasi di metaverse, kamu memerlukan dompet crypto yang kompatibel. Kebanyakan dunia metaverse dan platform permainan yang populer beroperasi di Ethereum blockchain, meski ada juga yang beroperasi di Solana atau lapisan blockchain 1 lainnya.
Untuk memasuki metaverse, kamu perlu mendaftarkan akun dompet digital yang bisa berfungsi di dunia yang kamu masuki, lalu menghubungkannya dengan browser internet kamu. Berikut sederet dunia metaverse dan platform permainan yang populer sekaligus blockchain tempat mereka beroperasi:
Ethereum atau blockchain
- Decentraland
- The Sandbox
- Axie Infinity
- Enjin
Solana blockchain
- Somnium Space
- Galactic Marketplace
Polygon
- CryptoTanks
BNB Chain
- Metahero
Kamu juga bisa masuk sepenuhnya ke dunia metaverse dengan menggunakan satu set kacamata VR, yang memungkinkan kamu untuk mengontrol avatarmu dengan gerakan fisikmu sendiri. Namun, hal tersebut bukan sebuah keharusan.
Seperti Apa Bentuk Kepemilikan di Metaverse?
Jadi, jika seluruh hal berbentuk digital, apa yang sebenarnya kamu miliki di metaverse? Ini adalah hal penting tentang metaverse yang perlu Anda ketahui juga!
Coba bayangkan kamu adalah seorang pemain video game dan kamu mengoleksi token atau hadiah spesial yang memberimu nyawa tambahan. Dalam video game tersebut, avatarmu dapat menyimpan benda-benda tersebut di dalam sebuah tas ransel digital. Konsep tersebut cukup mudah dipahami, bahkan sekadar oleh pengumpul koin emas di permainan Super Mario sekalipun.
Dalam metaverse, kepemilikan akan (dan telah) beroperasi dengan cara serupa. Namun kini, akibat teknologi blockchain, kamu dapat membuat akta atau catatan digital dari transaksi ini. Blockchain merupakan sebuah buku besar raksasa yang menyimpan seluruh informasi selamanya, jadi semua aset kamu tak akan pergi ke manapun hanya karena kamu mematikan komputer atau konsol game.
Lebih jauh lagi, beberapa perusahaan metaverse sedang mencari cara untuk memperluas definisi kepemilikan digital lebih dari sekadar hadiah video game. Misalnya, platform Mirror memungkinkan penulisnya memposting konten untuk dibaca orang lain, dan para pembaca bisa memutuskan untuk menawarkan cryptocurrency kepada si penulis tersebut untuk menukarkannya dengan jenis kepemilikan tertentu.
Brave, sebuah browser internet, memungkinkan penggunanya untuk memilih jumlah iklan yang ingin mereka lihat. Ketika pengguna memilih untuk melihat lebih banyak iklan, mereka akan diberikan penghargaan berupa Brave Attention Tokens (BAT), yang akan masuk ke dompet crypto pengguna tersebut untuk nantinya digunakan sesuka hati.
Demikian pula, perusahaan Perfito, Sator, dibuat dengan tujuan revolusi konsep kepemilikan. Para pengguna memberikan sebuah nilai pada sebuah tontonan dengan menontonnya, tukas Perfito. Meski begitu, hanya perusahaan hiburan terpusat yang sekarang ini menerima pembayaran dari aktivitas penggunanya. Bahkan meskipun seseorang menonton episode “Mad Men” yang sama tiap tahunnya, orang tersebut tak menerima seporsi pun keuntungan yang diperoleh Amazon Prime hanya dari menyediakan tontonan tersebut. Platform Sator memberi penghargaan kepada pemirsa film dan acara televisi karena telah menonton konten favorit mereka, yang kemudian dapat dipertaruhkan untuk mendapatkan bunga atau ditukarkan dengan mata uang crypto atau fiat. Sator bahkan mengadakan acara virtual bertajuk Movie Nights in the metaverse untuk para pemilik dompet digital.
Konsep baru dari kepemilikan digital ini merupakan pilar pondasi untuk dunia Web 3 yang baru dan berani, di mana seluruh kontribusi digital kita dapat dicatat di blockchain. Dampaknya tentu jadi hal penting tentang metaverse yang juga harus dipahami oleh pengguna.
Bagaimana Cara Membeli Sesuatu di Metaverse?

Kalau hal penting tentang metaverse yang satu ini tentu menjadi keingintahuan semua orang. Seperti halnya belanja online, kamu dapat mengakses pasar digital metaverse lewat internet. Namun, alih-alih menghubungkan akun via Google atau Facebook, kamu hanya perlu terhubung dengan dompet digital seperti MetaMask. Untuk membeli sesuatu, kamu perlu memiliki jumlah cryptocurrency yang cukup dan kompatibel di dalam dompet digital untuk membayar biayanya.
Baca juga: Ini Dia Tantangan Terbesar Metaverse: Jumlah Pengguna Kurang dari Ekspektasi
Apakah Metaverse Menyenangkan?
Hal ini tentu tergantung pada definisi kamu tentang “kesenangan” serta hal apa yang kamu lakukan di metaverse, tetapi banyak orang yang menganggapnya menyenangkan. Ini juga jadi hal penting tentang metaverse yang harus dipertimbangkan!
Sesuatu tentang memasuki dunia virtual dengan orang-orang baru untuk ditemui, berbagai aktivitas untuk terlibat, dan pengalaman baru untuk dimiliki menciptakan kesempatan hubungan antarmanusia, ujar Luca Arrigo, co-founder dari Metaverse Architects, sebuah studio pemodelan dan pengembangan game 3D untuk dunia metaverse seperti Decentraland dan The Sandbox.
“Saya yakin ada perbedaan antara kepribadian saya di kampung halaman, di luar negeri, dan online. Kamu bisa membuang segala prasangka mengenai siapa dan dari mana kamu berasal. Kita semua tumbuh dengan insecurity berbeda-beda. Saya merasa ketika saya sedang online, saya lebih bisa menjadi diri sendiri,” ujar Arrigo.
Namun, hanya karena metaverse hadir secara online, bukan berarti hal tersebut selamanya harus tetap begitu. Sebagian besar pendukung metaverse menekankan bahwa dunia virtual dimaksudkan untuk jadi pelengkap serta peningkat kehidupan dunia nyata.
“Saya telah bertemu beberapa orang di sebuah konferensi,” kata Arrigo. “Dan kemudian kami mulai bertemu di Decentraland.”
Suatu ketika, Arrigo dan teman barunya menghadiri Metaverse Fashion Week bersama dan berbagi perangkat NFT wearables untuk avatar mereka.
“Sejujurnya, saya tidak berpikir orang-orang akan mengapresiasi NFT wearables. Namun, jika kamu telah berada di Web 3 dan memiliki MetaMask dan kamu ingin NFT lain lalu menerimanya sebagai sebuah hadiah… rasanya seperti benar-benar telah memberi seseorang sesuatu,” ucap Arrigo.
Apalagi bagi Arrigo, yang biasanya memakai kaos putih polos dan jeans, mendandani avatar di metaverse adalah bentuk ekspresi diri yang menyenangkan.
“Saya bukan tipe orang yang identik dengan merek mewah. Saya nggak merasa identitas saya terikat dengan objek dunia nyata. Tapi, semenjak saya mulai masuk ke metaverse dan bereksperimen dengan wearables, saya tergila-gila dengan fashion virtual.”
Bagaimana Cara Menemukan Kegiatan untuk Dilakukan di Metaverse?

Hal penting tentang metaverse selanjutnya yang tak kalah penting adalah bagaimana cara melakukan kegiatan di dalamnya. Terkait menemukan hal-hal untuk kamu lakukan, kamu mungkin perlu mengandalkan informasi dari mulut ke mulut—setidaknya untuk saat ini.
“Satu masalah besar tentang metaverse adalah apabila kamu membuka Google, dan di sanalah kita mencari tentang berbagai hal untuk dilakukan secara online, kan. Dan kamu mencari metaverse, acara, atau kamu akan menemukan pertemuan atau konferensi tatap muka. Dan acara-acara tersebut adalah acara tentang metaverse sambil tetap berada di dunia nyata,” kata Arrigo.
Dalam beberapa hal, tukas Arrigo, berselancar di metaverse hanyalah seperti mengunjungi negara atau kota lain. Hal tersebut sama-sama membutuhkan keperluan yang diperlukan para turis, seperti TripAdvisor serta pemandu wisata.
Untuk saat ini, mengeksplor server Discord tentang proyek metaverse dan menemukan penggemar crypto di Twitter yang bersemangat tentang metaverse dan mengikuti mereka adalah dua langkah awal untuk mengetahui hal-hal menarik terkini.